Kamis, 20 Oktober 2011

MATIKAN TV-MU: AGAMA VS MEDIA

MATIKAN TV-MU: AGAMA VS MEDIA?
Ratna Noviani, Dosen KBM UGM.

Keluhan akan buruknya dampak tayangan media, belakangan ini makin marak dibicarakan. Media, terutama televisi, menjadi tertuduh utama ketika tindak kekerasan, kejahatan seksual maupun gaya hidup konsumtif semakin menunjukkan skala statistik yang tinggi. Kekhawatiran akan dampak buruk media memang bukan tanpa alasan. Proliferasi media audio visual, mulai dari televisi, film hingga video game, membuat hidup kita seolah tidak bisa dipisahkan dari gemerlapnya citra-citra media. Media menjadi ubiquitous, ada dimana-mana, dan kehadirannya sulit untuk dihindari atau ditolak. Ia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tekstur dan rutinitas kehidupan sehari-hari kita. Televisi khususnya, menyediakan sumber daya simbolik yang memberi kita referensi-referensi untuk bersikap dan bertingkah laku. Tak heran jika media massa dianggap telah menggeser fungsi institusi sosial tradisional seperti keluarga, gereja, sekolah atau pun pesantren. Media diyakini telah menggeser tugas guru, agamawan maupun orang tua sebagai educato, menyediakan role-model bagi anak-anak dan remaja, dan menjadi sumber acuan untuk mendefinisikan mana yang baik dan mana yang buruk.